Sabtu, 03 Mei 2014

AKUNTANSI UNTUK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN



ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:
1.         Laporan Laba/Rugi,
2.         Laporan Perubahan Modal,
3.         Neraca,
4.         Laporan Arus Kas.

Laporan Keuangan biasanya dilaporkan oleh perusahaan publik sebanyak empat kali, dalam periode per tiga bulanan. Tiap laporan biasanya harus sudah bisa diumumkan pada hari terakhir bulan berikut per masing-masing periode tiga bulanan, misal laporan Maret harus sudah keluar akhir April, laporan Juni harus keluar Juli, dst. Pengecualian adalah laporan keuangan periode terakhir pada triwulan ke-4 yang juga dianggap sebagai laporan keuangan tahunan, karena laporan tahunan harus diaudit, maka penerbitannya agak lama dan biasanya maksimal tanggal 31 Maret setiap tahunnya. Kadangkala ada perusahaan yang agak terlambat menerbitkan laporannya. Kita perlu menaruh perhatian untuk kasus-kasus ini. Apa ada masalah dengan keuangan perusahaan sehingga proses pelaporan harus menunggu agak lama.





I.        DASAR – DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Terdiri dari 2 kata :
1.    Analisis, yang berarti penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.
2.    Laporan keuangan, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.
3.    Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk mengkomunikasikan keadaan keuangan atau prestasi manajeman dengan pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan kita akan mengetahui kondisi keuangan suatu badan usaha.
4.    Jadi analisis laporan keuangan merupakan proses untuk membedah laporan keuangan, menelaah masing-masing unsur dan menelaah hubungan di antara unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan.
Menurut para ahli, pengertian analisis laporan keuangan sebagai berikut :
1.    Menurut Bernstein ( 1983 ; 3 ), analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran – ukuran  dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
2.    Di sini kegiatan analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengonversikan data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih mendalam dan lebih tajam dengan teknik tertentu.
3.    Menurut Foster ( 1968 : 58 ), analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan – hubungan di dalam suatu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecendrungan – kecendrungan dari hubungan ini sepanjang waktu.
Analisis laporan keuangan memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
1.    Fokus laporan adalah Laporan Laba Rugi, Neraca, Arus Kas, yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian histories dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan
2.    Prediksi, analisis mengkaji implikasi kejadian yang telah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
3.    Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi sangat diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan  adalah sebagai berikut :
1.    Memberikan informasi yang  lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2.    Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata ( explicit ) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan ( implicit )
3.    Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan
4.    Membongkar hal – hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan
5.    Mengetahui sifat – sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model – model dan     teori – teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan
6.    Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan, seperti :
1.    Menilai prestasi keuangan
2.    Memproyeksi keuangan perusahaan
3.    Menilai kondisi keuangan masa lalu dan sekarang dari aspek tertentu :
-     Posisis Keuangan
-    Hasil usaha perusahaan
-    Likuiditas
-    Solvabilitas
-    Aktivitas
-    Rentabilitas
-    Dan lain – lain
4.    Menilai perkembangan dari waktu kewaktu
5.    Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana
6.    Menentukan peringkat perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis
7.    Membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lainnya
8.    Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan lain – lainnya
9.    Memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang kan datang.
Menurut Bernstein ( 1983 ), tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1)    Screening
2)    Analisis dilakukan dengan melihat secara analisis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
3)    Forcasting
4)    Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang
5)    Diagnosis
6)    Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah – masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain
7)    Evaluation
8)    Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain – lain.
Kelemahan Analisis Laporan Keuangan.
  1. Objek Analisis laporan keuangan hanya didasarkan kepada laporan keuangan.
  2. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan dengan kondisi masa depan
  3. Adanya perbedaan prinsip jika membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain
  4. Kelemahan teknik analisis rasio, yaitu :
a)    Rasio diambil dari data akuntansi yang memiliki sifat – sifat tertentu yang memerlukan tafsiran tersendiri.
b)    Penentuan baik atau buruknya rasio turn over sangat relative dan memerlukan penafsiran tersendiri
c)    Standar pembandingan rasio umum juga perlu penafsiran khusus
d)    Laporan keuangan yang dianalisis tidak menggambarkan perubahan nilai uang.



II.        ANALISIS HORIZONTAL

Analisa horizontal (Horisontal analysis), yang disebut juga analisis tren (Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis horizontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif. Dibutuhkan dua langkah dalam analisis horizontal.

1.    Menghitung jumlah rupiah perubahan dari periode dasar ke periode akhir.
2.    Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar.

Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi keuangan dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam persentase atau jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi.





III.        ANALISIS VERTIKAL

Adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk perbandingan laporan keuangan dari berbagai periode, trend atau perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah untuk diidentifikasi. Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase aja disebut laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu persentase dari neraca atau suatu persentase dari jumlah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu persentase dari angka penjualan bersih.




IV.        ANALISIS RASIO

Rasio keuangan merupakan angka hasil perbandingan antara satu angka keuangan dengan angka keuangan lainnya. Angka-angka tersebut terdapat dalam laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas dan perubahan posisi modal sendiri.
Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio keuangan merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan.Analisis rasio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasi operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesuiltan keuangan.
1.    RASIO LIKUIDITAS

Rasio likuiditas ( likuidity ratio )  mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga ( di luar prediksi perusahaan ). Para kreditor jangka pendek seperti banker dan pemasok terutama tertarik untuk menilai likuiditas. Rasio yang dapat di gunakan untuk menentukan kemampuan pembayaran utang jangka pendek perusahaan di antaranya : 

1)     Rasio Lancar ( current ratio ) adalah pengukuran yang di gunakan secara luas untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemampuan membayar utang jangka pendek.

Rasio lancar = Aset Lancar / Kewajiban Jangka Pendek


2)     Rasio Cepat ( quick ratio ) adalah pengukuran likuiditas jangka pendek segera perusahaan.

Rasio Cepat =  kas + investasi jangka pendek + piutang (bersih) /
                                       kewajiban jangka pendek

3)     Perputaran Piutang (receivables turnover ) rasio yang di gunakan untuk menilai likuiditas piutang . Rasio ini mengukur beberapa kali rata – rata piutang dapat tertagih selama satu periode. Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan keredit bersih dengan piutang bersih rata – rata.  

Perputan Piutang = Penjualan Kredit Bersih / Piutang Bersih Rata –rata.

4)    Perputaran Persediaan ( inventory turnover ) mengukur beberapa kali rata – rata persediaan dijual selama satu periode. Tujuannya adalah untuk mengukur likuiditas persediaan. Perputaran persediaan di hitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata – rata.

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Persediaan / Persediaan rata - rata

2.    RASIO PROFITABILITAS

Rasio profitabilitas ( profitability ratio ) mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi dari sebuah perusahaan untuk periode waktu tertentu. Hal tersebut juga mepengaruhi posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tumbuh.

1)    Margin Laba (profit Margin) adalah pengukuran presentase setiap nilai penjualan yang menghasilkan laba bersih.

Margin Laba atas penjualan = Laba bersih / Penjualan Bersih

2)    Perputaran Aset (asset turnover) mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan menggunakan asetnya untuk memperoleh penjualan.

Perputaran Aset = Penjualan bersih / asset rata – rata

3)    Pengembalian Atas asset (return on asset) adalah pengukuran secara keseluruhan atas profitabilitas.

Pengembalian atas asset = laba bersih / asset rata – rata

4)     Pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa (return on common stockholders’ equity) rasio ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa.

Pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa = laba bersih / ekuitas pemegang saham biasa rata – rata

5)    Laba per Saham (earnings per share ) adalah pengukuran laba bersih yang diproleh atas tiap lembar saham biasa.

Laba per saham = laba bersih / rata – rata tertimbang saham biasa beredar

6)    Rasio harga laba ( price earnings ratio ) adalah pengukuran yang di jadikan acuan atas rasio harga pasar setiap lembar saham biasa terhadap laba per saham.

Rasio harga laba = Harga pasar per lembar saham / laba per saham

7)    Rasio pembayaran ( payout ratio ) mengukur presentase pendapatan yang didistribusikan dalam bentuk dividen kas (tunai).

Rasio pembayaran = Dividen kas / Laba Bersih


3.    RASIO SOLVABILITAS

Rasio solvabilitas ( solvency ratio ) mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan selama periode waktu yang panjang. Kreditor jangka panjang dan para pemegang saham utamanya tertarik pada kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pada saat jatuh tempo dan untuk membayarkan kembali jumlah pokok utang pada saat jatuh tempo.

1)    Rasio Utang Terhadap Total Aset ( debt to total asset ratio ) mengukur presentase total asset yang di berikan kepada kreditor.

Utang terhadap total asset = Total Utang / Total Aset

2)    Kelipatan Bunga yang dapat di bayarkan ( times interest earned ) memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk melunasi pembayaran bunga ketika jatuh tempo.

Kelipatan Bunga Yang Dapat Dibayarkan = Laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga / Beban Bunga


V.        OPERASI YANG DI HENTIKAN

Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen dalam entitas yang dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, mengacu ke pelepasan sebuah segmen yang signifikan dari sebuah bisnis. Contohnya adalah penghapusan seluruh aktivitas dan penghilangan sejumlah kelas pelanggan. dan:

·         Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
·         Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
·         Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali.




Penyajian Operasi yang dihentikan

PSAK 58 mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu aset (atau kelompok lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual dapat juga memenuhi kriteria sebagai Operasi yang Dihentikan. Aset ini akan disajikan terpisah baik di Laporan Posisi Keuangan, sebagai Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan di Laporan Laba Rugi serta Laporan Arus Kas, sebagai Operasi Dihentikan. Selain itu mungkin saja kriteria klasifikasi hanya terpenuhi salah satu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel  di bawah ini.


Kriteria yang terpenuhi
Kondisi
Penyajian di Laporan Keuangan
Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi Dihentikan
Aset dihentikan penggunaannya dan akan dijual serta memenuhi kriteria sebagai Operasi Dihentikan
Laporan Posisi Keuangan: Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas: Operasi Dihentikan
Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
Aset dihentikan penggunaannya, tidak memenuhi kriteria sebagai Operasi Dihentikan karena bukan suatu lini operasi/area geografis terpisah
Laporan Posisi Keuangan: Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas: Operasi Berlanjut
Operasi Dihentikan
-       Aset yang akan ditinggalkan dan tidak memenuhi kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
-       Kelompok aset (operasi dihentikan) yang telah dilepas pada periode berjalan
Laporan Posisi Keuangan:
-       Aset Lancar/Tidak Lancar atau
-       Tidak muncul lagi karena telah dilepas pada periode berjalan sebelum tanggal neraca
Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas: Operasi Dihentikan





Pengungkapan Operasi yang dihentikan

Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, pengungkapan berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu:

o   Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi Dihentikan
o   Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanjut



1 komentar:

  1. CASINOS in Las Vegas (NV) - Jtmhub
    A new casino in Las 익산 출장샵 Vegas 포항 출장마사지 is 용인 출장샵 coming soon, at a time when Vegas is the region's biggest 공주 출장안마 and most exciting entertainment 서울특별 출장마사지 destination.

    BalasHapus